jurnal dwimingguan kasepuluh, Agung Nugroho
1. Peristiwa (Fact)
Pada Modul 3.3, saya diperkenalkan dengan konsep Pengelolaan
Program yang Berpihak pada Murid. Proses pengkajian LMS ini mengadopsi
pendekatan Alur Merdeka, dimulai dari tahap Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi
Pemahaman, Koneksi Antar Materi, hingga Aksi Nyata. Pada tahap awal Alur
Merdeka, saya diperkenalkan pada tema "Mulai dari Diri" dengan
pertanyaan-pertanyaan pemicu, seperti definisi program yang berdampak pada murid
dan hubungannya dengan kepemimpinan murid (student agency). Saya memahami bahwa
program intrakurikuler merupakan inti dari kegiatan sekolah, dilakukan dalam
jam pelajaran dengan tujuan mencapai tujuan minimal dari setiap mata pelajaran
dalam kurikulum. Sementara program kokurikuler mendukung dan mendalami kegiatan
intrakurikuler, termasuk kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah,
pembimbingan seni dan budaya, serta kegiatan lain yang memperkuat karakter
murid. Program ekstrakurikuler, di sisi lain, adalah kegiatan yang dilakukan di
luar jam belajar intrakurikuler dan kokurikuler, bertujuan mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian
murid. Selanjutnya, saya melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
terkait kegiatan atau program tersebut, inisiatif atau penggagasannya, peran
saya saat itu, perasaan saya, serta pembelajaran yang saya peroleh. Saya juga
mempertimbangkan dampak dari pengalaman tersebut terhadap diri saya saat ini,
baik secara positif maupun negatif. Langkah berikutnya adalah Ekplorasi Konsep
tentang Kepemimpinan Murid (Student Agency). Saya sepakat bahwa murid-murid
memiliki potensi lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara
alami memiliki rasa ingin tahu dan minat terhadap berbagai hal. Dengan
interaksi dan pengalaman mereka, mereka membangun pemahaman tentang diri
sendiri, orang lain, lingkungan, dan dunia secara keseluruhan. Oleh karena itu,
murid-murid memiliki kapasitas untuk aktif terlibat dalam proses belajar mereka
sendiri. Sebelum memulai modul ini, saya mengakui bahwa saya merasa kebingungan
tentang bagaimana cara membuat program yang berpihak pada murid agar optimal.
Namun, seiring dengan proses eksplorasi konsep dan kolaborasi ruang, saya mulai
memahami bahwa berpihak pada murid harus melibatkan serta memperkuat peran
murid sebagai agen pembelajaran atau pemimpin dalam proses belajar mereka.
Selanjutnya, pemahaman saya semakin bertambah saat mengikuti alur presentasi di
ruang kolaborasi. Saya menyadari bahwa untuk menjadikan murid sebagai pemimpin
dalam proses pembelajaran mereka sendiri, kita perlu memberi mereka kesempatan
untuk mengembangkan potensi mereka dalam mengelola pembelajaran. Hal ini akan
membantu potensi kepemimpinan mereka berkembang dengan lebih optimal. Modul ini
juga memberikan berbagai situasi tentang bagaimana kita dapat memupuk kepemimpinan
murid. Gambaran situasi ini memberi saya ide untuk menciptakan kesempatan bagi
murid untuk menunjukkan kepemimpinan mereka, baik dalam kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Saya juga semakin
menyadari pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
kepemimpinan murid.
2. Pembelajaran (Findings)
Untuk menjadikan murid sebagai pemimpin dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka
untuk mengembangkan potensi dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri. Ini
akan memungkinkan potensi kepemimpinan mereka untuk berkembang secara optimal.
Sebagai pendidik, peran kita adalah Sebagai fasilitator dan murid dalam
mengembangkan potensi kepemimpinan sesuai dengan kodrat dan kebutuhan mereka. Ketika
murid memiliki kontrol atas proses belajar mereka dan merasa mampu memengaruhi
situasi, mereka memperoleh apa yang disebut "agency". Agency adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi arah dan hasil dari tindakan mereka
sendiri. Murid menunjukkan "student agency" ketika mereka dapat
mengarahkan pembelajaran mereka, membuat keputusan, mengemukakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, mengekspresikan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan
berkontribusi dalam komunitas belajar, menyampaikan pemahaman mereka kepada
orang lain, serta melakukan tindakan konkret sebagai hasil dari proses belajar
mereka. Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses belajar mereka sendiri,
mereka memiliki suara, pilihan, dan rasa memiliki dalam pembelajaran. Melalui
suara, pilihan, dan rasa memiliki ini, murid mengembangkan kepemimpinan mereka
terhadap proses belajar. Peran kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan
yang memupuk budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan rasa memiliki
terhadap pemikiran, niat, pelaksanaan, dan refleksi terhadap tindakan mereka.
Untuk membahas lebih rinci tentang suara, pilihan, dan kepemilikan murid:
A. Suara Murid (Voice):
Memberi kesempatan murid untuk berkomunikasi ide dan pendapat
mereka.
Membangun budaya saling mendengarkan.
Membangun kepercayaan diri murid bahwa setiap suara berharga
dan harus didengar.
Melibatkan murid dalam berbagai aspek pembelajaran seperti
perencanaan, penilaian, dan evaluasi.
B. Pilihan Murid (Choice):
Memberi kesempatan murid untuk memilih bagaimana mereka
ingin belajar.
Memungkinkan murid memilih demonstrasi pemahaman mereka.
Memberi murid pilihan peran dalam kegiatan/program.
C. Kepemilikan Murid (Ownership):
Mendorong keterlibatan aktif dan minat pribadi murid dalam
proses belajar.
Memberikan murid tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka
sendiri.
Mengajak murid untuk berkontribusi dalam pembuatan keputusan
terkait pembelajaran
Untuk memupuk kepemimpinan murid dalam proses belajar,
penting untuk mempertimbangkan ketiga aspek ini dengan hati-hati. Pilihan murid
menjadi kunci agar mereka dapat mengambil tanggung jawab atas pembelajaran
mereka. Melalui pilihan dan kepemilikan, suara mereka dapat diwujudkan.
Diperlukan lingkungan belajar yang mendukung dan struktural agar ketiga aspek
ini dapat berkembang secara alami. Sebagai guru, kita memiliki peran penting
dalam membangun kolaborasi, menciptakan inovasi, dan menciptakan lingkungan
yang mendukung agency murid. Saya memahami bahwa kepemimpinan murid adalah
sesuatu yang dapat ditingkatkan, bukan sekadar diberikan atau diambil dari
murid. Murid dapat memegang peranan penting dalam proses belajar mereka
sendiri, dengan tetap membutuhkan bimbingan dari guru.
4. Penerapan (Future)
Melalui pengalaman belajar dari Modul 3.3 tentang
Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid, saya telah mendapatkan sudut
pandang baru terkait agency atau kepemimpinan murid. Saya percaya bahwa agency
dapat ditanamkan melalui kegiatan sederhana yang memberi ruang bagi murid untuk
menyuarakan pendapat (voice), membuat pilihan (choice), dan merasa memiliki
(ownership). Selanjutnya, penting untuk menciptakan lingkungan yang
memfasilitasi perkembangan kepemimpinan murid. Saya juga menyadari bahwa
menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan langkah krusial dalam
membentuk lingkungan yang mendorong pertumbuhan kepemimpinan murid. Menggunakan
pendekatan BAGJA untuk menggali impian adalah strategi yang efektif dalam
merancang program yang memberikan dampak positif bagi murid. Selain itu,
membuat pertanyaan kritis yang mendorong penggalian impian adalah langkah
penting dalam menyusun program yang dapat memajukan kepemimpinan murid. Saya
memahami bahwa tantangan berikutnya adalah membangun kerja sama dengan berbagai
pihak. Ini membutuhkan upaya yang besar untuk meyakinkan orang-orang tentang
nilai dan manfaat dari program yang telah direncanakan. Saya menyadari bahwa
tidak semua orang memiliki pandangan yang serupa mengenai pendidikan atau
program yang berfokus pada murid. Oleh karena itu, penting untuk memberikan
pemahaman mengenai pentingnya kepemimpinan murid dan menciptakan lingkungan
positif yang memupuk pertumbuhan kepemimpinan murid untuk mencapai tujuan
bersama. Sumber daya dan dukungan yang saya miliki akan sangat membantu saya
dalam menyusun program yang memberikan dampak positif pada murid. Terdapat
tujuh modal utama yang dimiliki sekolah, dan saya yakin bahwa dengan
memanfaatkan sumber daya ini secara optimal, kita dapat mendukung kegiatan yang
memberikan manfaat bagi seluruh sekolah.
Komentar
Posting Komentar